Subscribe to RSS feed

Thursday, December 3, 2009

Kata Indri

feeling guilty

maafkan nak,
hari ini tak kuambil rapormu
kutunda pada hari sabtu

maafkan nak,
bunda takut pada setan itu
daripada kau malaikat kecilku

maafkan nak,
tak peduli perasaanmu
karena kupikir kau belum tahu

maafkan nak,
gerimis tlah menghukumku
kereta terlambat yang membuat terpaku
karena aku menyia-nyiakan waktu

maafkan nak,
seharusnya aku disitu
menemanimu mengambil rapormu
baru sesudah itu melaju

***
aku menangis pagi ini karena keputusan yang salah aku ambil, dan konsekuensinya adalah menyesal karenanya sementara di kereta aku membaca 100 kata dengan banyak cerita tentang hubungan yang sangat dekat antara ibu dan anak, sangat menyesakkan dan menggetarkan. aku mengesampingkan perasaannya yang kupikir belum berarti karena ia baru tiga tahun. 100 kata sangat penuh rasa dan makna. terperangah..
damn, i'm a selfish egoistic mother today.. i love you b..


jakarta rain, 261109

dimuat di sini.

No comments:

Post a Comment

Kata Mereka

Ninit Yunita, penulis. Blog. Twitter.

Kalau buku ini sebuah pertunjukan, sudah dipastikan saya berdiri dan memberikan tepuk tangan paling keras.

Damhuri Muhammad, sastrawan. Blog.

Keringkasan cerita-cerita "minikata" dalam buku ini tampaknya telah menjadi bagian dari era SMS, friendster, dan facebook. Pertaruhan para pengarangnya mengupayakan tidak ada kulit dalam tubuh cerita. Semuanya isi, semuanya substansi, yang lantas disudahi dengan pelbagai modus surprise ending yang jitu, tajam, dan mencengangkan...

Okke 'Sepatu Merah', penulis & blogger. Blog. Twitter.

Hanya 1 kata untuk 100 kata: kreatif. Membuat saya terheran-heran, bagaimana orang bisa bercerita hanya dengan 100 kata? (eh ini udah berapa kata sih? 13 ya?)